Makna Kata 'Umroh
Rukun Umroh Sesuai Sunnah - Makna dari kata umroh menurut bahasa berarti berjiarah atau mengunjungi sebuah tempat. Adapun makna kata umroh secara syar`i adalah melakukan sebuah perjalanan untuk berziarah ke Baitullah di Makkah Masjidil Haram seraya dengan berniat ihram (niat untuk melakukan ritual umroh), dilanjutkan dengan melaksanakan Thowaf mengelilingi Ka`bah sebanyak 7 putaran, dilanjutkand dengan melakukan Sa`i antara bukit Shofah dan Marwah, dan yang terakhir adalah tahallul atau mencukur rambut kepala.
Dari keterangan ini bahwasanya Ihram, Thawaf, Sa'i, dan Tahallul adalah disebut dengan rukun umroh, sebagai bagian dari seluruh kegiatan umroh.
Rukun Umroh Sesuai Sunnah - Ibadah umrah yang adalah sebagai suatu perjalanan 'ibadah yang memiliki perbezaan dengan ibadah hajj yang mana ibadah hajj ini harus di lakukan di bulan tertentu saja yakni pada bulan hajj (Dzulhijjah), ini tidak berlaku untuk umrah, kita dipersilahkan untuk melakukan ibadah umroh kapan pun saja tidak terikat waktu khusus. Dan ada baiknya sebagai tip adalah melkasnakan umroh ketika belum terlalu banyak orang atau jamaah yang datang ke Makkah untuk berumrah sehingga nantinya kita akan relatif lebih khusyuk dalam beribadah umroh dan tidak berdesak-desakan, meskipun memang setiap harinya jamaah umroh itu sangatlah banyak selama 24 jam, tapi ada waktu waktu tertentu yang mana di sekitran Masjidil Haram lenggang tidak terlalu banyak jamah contohnya pada sekitar bulan January - April.
Rukun Umroh Sesuai Sunnah
Rukun Umroh Dan Haji - Mungkin dari kita ada yang bertanya tentang rukun umrah ada berapa? dan juga mengenai rukun umroh dan pengertiannya. Sebetulnya ada beberapa perbedaan antara rukun umroh dan hajj yang membedakannnya adalah rukun umroh terdiri dari ihram, tawaf, sai dan tahallul. sedangkan rukun hajj adalah dengan ditambah wukuf di Arafah, mabit di Mina, Jumroh.1. Niat Ihram (Berniat Untuk Umroh)
Rukun Umroh 1 - Niat Ihram adalah niat untuk memulai pertama kali dari rangkaian rukun umrah yang mana niat untuk melakukan umroh atau haji. Jika ini tidak diniatkan dan tidak dilaksanakan maka tentu saja umroh atau hajinya akan tidak sah dan sia-sia.
Dari Sayyidina Umar bin Khattab r.a, beliau berkata: Saya dengar Rasulullah SAW berkata: bahwasanya seluruh perbuatan dengan niat, dan yang didapatkan manusia ialah apa yang diniatkannya” (HR. Bukhari, Shahih Bukhari Juz 1 hal. 6).
Hendaknya ketika ihram para jamaah ia mengucapkan:
لبيك عمرة = Labbaik Umrotan (Ku sambut panggilan-Mu untuk melakukan Umrah)
atau:
اللهم لبيك عمرة = Allahumma Labbaik Umrotan (Ya Allah, ku sambut panggilan-Mu untuk melakukan Umrah)
Ihram atau niat umrah ini biasa juga disebut dengan ambil miqot. Miqot ini salah satunya adalah diambil saat di Birrur 'Ali, yakni tempat ini adalah suatu tempat yang terletak diantara kota Makkah dan Madinah, yakni untuk tepatnya ada di pinggir jalan raya Mekkah - Medinah di dairah Dzulhulaifa yang berjarak sekitaran 09 kilometer dari Masjid Al-Nabawi.
Ihram ini menjadi rukun umroh pertama yang dilakukan, dan setelah melakukan ihram ini (atau mengambil miqot di Birr Ali contohnya), maka dari sini mulailah berlaku larangan-larangan ihram/umroh yang kalau dilanggar bisa kena dam atau denda dan bisa mengurangi pahala umroh.
2. Thawaf (Mengelilingi Ka'bah)
Rukun Umroh 2 - Tahawaf iaitu kegiatan ibadah dalam rukun umroh dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran, yangmana pada tiga putaran pertama dengan berlari kecil (jika situasi dan kondisi memungkinkan), dan sisa selanjutnya cukup berjalan biasa saja. Kegiatan Thowaf ini dimulai dan berakhir pas di sejajaran dengan posisi Hajar Aswad dengan menjadikan Baitullah disebelah kiri atau posisi kita berlawanan dengan arah jam.
Adapun mengenai tata cara dari thawaf itu sendiri adalah seperti berikut:
2.1. Rukun Umroh - Memulai thowaf dengan berjalan mendekat ke posisi Hajar Aswad, sambil mencium, menyapu atau memberi isyarat dengan tangan dan dikondisikan dengan bagaimana sedapatnya.
Kemudian dengan mengucapkan:
بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
2.2. Pada saat Thawaf disunnahkan berjalan cepat pada tiga putaran pertama thawaf
Rukun Umroh Sesuai Sunnah - Dalam melangkah dalam thowaf, hendaklah diperpendek dan dipercepat, dan sebisa mungkin kita bisa mendekati Ka'bah. Kemudian pada empat kali putaran yang berikutnya hendaklah dengan berjalan seperti biasa saja.
Bagi mereka yang mungkin tidak dapat berjalan cepat atau mendekati ka'bah, thawaflah sedapatnya ia disesuikan dengan kondisi, dan disunnahkan untuk menyapu rukun Yamani dan mencium Hajar Aswad atau kalau memungkinkan mengusapnya pada setiap kali dari 7 putaran tawaf itu.
2.3. Memperbanyak do'a dan dzikir
Rukun Umroh Sesuai Sunnah - Disunnahkan ketika melaksanakan thowwaf memperbanyak do'a dan dzikir guna untuk meningkatkan kualitas ibadah dan juga supaya kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan selalu berdzikir apalagi ditempat yang mulia Tanah Suci Makkah Masjidil Haram.
a. Saat menghadap Hajar Aswad kemudian membaca:
بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
b. Jika sudah mulai thowwaf, mengucapkan:
سُبْحَان اللهِ وَ الْحَمْدُ لِلّهِ وَ لآ اِلهَ اِلّا اللّهُ، وَ اللّهُ اَكْبَرُ وَلا حَوْلَ وَلاَ قُوَّة ِ الَّا بِاللّهِ
c. Ketika dalam berada antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan untuk membaca:
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
d. Jika telah selesai 7 putaran thawaf, maka shalatlah dua rakat'at dibelakan maqam Ibrahim (di salah satu sisi Ka'bah), sambil dengan membaca:
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
Kedua Rukun Umroh yaitu Niat Ihram dan Thawaf ini bisa dilatih di rumah sebelum keberangkatan umroh dan disempurnakan saat manasik umroh di tempat yang ditunjuk oleh pengurus.
3. Sa'i (berjalan atau berlari-lari kecil)
Rukun Umroh Sesuai Sunnah - Sa'i merupakan rukun umroh ke-tiga yang dilaksankan rangkaian rukun-rukun pertama dan kedua yaitu Niat Ihram di Masjid Birrur 'Ali Madinah dan Thawaf di Masjidil Haram Mekkah.
Rukun Umroh Sesuai Sunnah - Sa'i ini dilaksanakan dengan berjalan kaki atau berlari-lari kecil sebanyak 7x balik-bolak antara Bukit Shofa dan Bukit Marwah. Ibadah Sa'i ini dapat juga dilakukan dalam keadaan tidak berwudhu dan haid atau nifas tidak seperti sholat.
Perlu diketahui juga bahwa jarak antara Bukit Shafa dan Bukit Marwa adalah sekitar 405 meter dan ini dikalikan 7x.
Rukun Umroh S'ai, secara bahasa Sa'i artinya adalah berjalan. Berjalan atau berlari-lari kecil dimulai dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah balik-bolak sebanyak 7x. Diakhiri di Bukit Marwah garis finishnya.
Sejarah Sa'i
Rukun Umroh Sesuai Sunnah - Sejarah dari ibadah Sa'i adlaah bersumber dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim a.s untuk melakukan hijrah dari Palestina ke Baitullah d Makkah bersama istrinya Sayyidah Hajar dan Nabi Ismail a.s yang pada saat itu masih bayi.
Setibanya mereka sampai di Baitullah, Allah swt. kembali menguji kesabaran dan keimanan Nabi Ibrahim a.s supaya kembali menuju ke Palestina dan perintah untuk meinggalkan istrinya dan anaknya di sekitar Baitullah itu. Setelah beliau Nabi Ibrahim a.s kembali ke Palestina, persediaan makanan dan air susu Sayyidah Hajar sudah menipis dan habis. Maka Sayyidah Hajar mencari sesuatu yang bisa dimakan atau diminum dan mencari mata air untuk anaknya Nabiallah Ismail kecil yang sedang kehausan.
Setelah Sayyidah Hajar berlari-lari kecil bolak-balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak 7x, akhirnya Allah swt. semenjak itu memerintahkan kepada bumi agar mengeluarkan suatu mata air untuk Sayyidah Hajar dan anaknya Ismail. Sumber mata air yang tak terbatas tiada habisnya airnya itu hingga saat ini masih memancarkan air yang jernih segar dan juga sebagai obat masih ada yang sudah kita ketahui bersama yang dinamakan mata air zam-zam.
Arti dari kata zam-zam adalah air yang banyak dan berlimpah.
Mata air zam-zam ini letaknya berjarak sekitar 38 hasta dari Ka'bah.
Maka dari itu untuk mengenang perjuangan Sayyidah Hajar untuk anaknya Nabi Ismail a.s, diwajibkan Sa'i sebagai salah satu dari rukun haji dan umroh.
Dari keturunan-keturunan Nabi Ismail inilah bersambung dengan garis keturunan Nabi Muhammad saw yang menjadi penutup para Nabi dan sebagai Nabi akhir zaman
A. Do’a Ketika Hendak Mendaki Bukit Shafa
Sebelum memulai Sa’i membaca :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ أَبْدَأُ بِماَبَدَأَ اللهُ بِهِ وَرَسُوْلُهُ إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Aku mulai dengan apa yang telah dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari Syi'ar-Syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa yang beribadah Haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi maha Mengetahui"
B. Do’a Di Atas Bukit Safa Ketika Menghadap Ka’bah
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ , أَللهُ أَكْبَرُ عَلَى ماَ هَداَناَ وَالحَمْدُ ِللهِ عَلَى ماَ أَوْلاَناَ . لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِياَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar, atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, segala puji bagi Alloh atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada kami, tidak ada Tuhan selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, pada kekuasaan-Nya lah segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu, Tiada Tuhan Selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, yang telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya, Tidak ada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan (ikhlas) kepatuhan semata kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membenci"
C. Do’a Sa’i dalam perjalanan ke-1 sampai ke-7 antara Bukit Shafa dan Marwah.
Dari bukit Safa ke bukit Marwah, dibaca mulai dari bukit Safa sampai pilar hijau pertama.
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ , أَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحاَنَ اللهِ العَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ الكَرِيْمِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً وَمِنَ اللَّيْلِ فاَسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلاً طَوِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ شَيْءَ قَبْلَهُ وَلاَ بَعْدَهُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ داَئِمٌ لاَ يَمُوْتُ وَلاَ يَفُوْتُ أَبَداً بِيَدِهِ الخَيْرُ وَإِلَيْهِ المَصِيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
D. Diantara dua pilar hijau membaca do’a:
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ .
Jamaah haji dan umroh Sa'i berada di daerah di antara dua rambu hijau.
Sa'i. Jamaah sedang berada di daerah di antara dua rambu hijau.
E. Ketika mendekati Bukit Marwah membaca:
إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
4. Tahallul
Rukun Umroh - Rukun umroh selanjutnya adalah Tahallul, tahallul secara harfiah artinya dihalalkan. Yakni dihalalkan bagi para jamaah umrah untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang ketika mulai melakukan ihram atau bisa kita katakan semua dibolehkan setelah kegiatan umroh yang dimulai dari ihram sampai sai.
Tahallul ini disimbolkan/dilaksanakan dengan mencukur rambut kepala minimal sebanyak 3 helai.
Tahallul ini secara singkat artinya adalah telah halal dari larangan ihram. Dan ini rukun terakhir umroh.
5. Tertib
Tertib artinya adalah rukun-rukun umroh ini harus berurutan dimulai dari rukun umroh yang pertama hingga keempat. Kalau tidak maka umrohnya tidak sah. Sama seperti halnya yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Pembahasan mengenai rukun sholat akan kita bahas pada kesempatan selanjutnya. Insyaa Allah.Semoga tulisan ini bisa menjadi referensi pembaca mengenai Rukun Umroh Sesuai Sunnah dan juga semoga amal ibadah kita semua diterima oleh Allah dan bisa menjadikan kita sebagai golongan hamba-Nya yang selalu taat terhadap segala apa yang diperintahkan. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.
www.khazzanahhajiumroh.com